Mudik Bukan Ajang Flexing untuk Pamer Keberhasilan di Kampung Halaman
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menjelang Idulfitri 1443 H pada 2 Mei 2022 besok, arus mudik telah memadati jalan antar kota dan propinsi. Survei Balitbang memprediksi ada sekira 85 juta pemudik untuk tahun ini.
Dalam program Kolak Tvmu, Rabu (27/4), Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebut bahwa fenomena mudik telah menjadi budaya nasional yang inklusif. Meski berkaitan erat dengan hari besar agama Islam, tetapi mudik dimanfaatkan oleh semua umat beragama. Karena itu jumlah mudik dari tahun ke tahun selalu besar. Meskipun kadang mudik berfungsi rekreatif dan refreshing bagi sebagian orang, menurutnya mudik memiliki pesan agung yaitu menjaga dan menyambung tali silaturahim di antara keluarga besar dan tetangga di kampung halaman.
“Nah di situlah kemudian kita merasa ada suasana yang berbeda. Ada suasana yang baru. Tetapi seringkali kadang-kadang kalau orang mudik justru di kampung halaman itu dia tidak bersalaman dengan saudaranya, tidak saling bermaafan, malah hanya di rumah saja,” kritik Mu’ti.
“Bahkan kadang-kadang mudik itu menjadi arena show off force untuk menunjukkan kekuatan dan menunjukkan keberhasilan bahwa sebagai perantau dia sudah berhasil dan pulang dengan segala tampilan keberhasilannya itu,” imbuhnya.
“Kemudian yang berikutnya kadang-kadang ada orang yang karena merasa tidak berhasil, kemudian tidak berani mudik. Ini juga sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan,” katanya.
Karena itu, Mu’ti berpesan agar momentum mudik digunakan sebaik-baiknya untuk menyambung tali silaturahim, saling meminta maaf, dan menjaga perasaan saudara atau orang lain yang masih berjuang untuk sejahtera.
“Karena yang penting dalam mudik itu kita bersilaturrahim, membangun kembali hubungan dengan saudara dan kerabat kita yang jarang kita sering melihatnya,” pesan Mut’i.
“Karena itu maka di dalam kita ini mudik agar kita bisa mudik spiritual, dosa kita diampuni, maka urusan dengan manusia harus selesai dulu dan oleh karena itu maka sebenarnya kalau minta maaf bisa kapan saja,” pungkasnya.
Sumber : https://muhammadiyah.or.id/mudik-bukan-ajang-flexing-untuk-pamer-keberhasilan-di-kampung-halaman/