Al-Mumtazah
KARAKTERISTIK IMAN

KARAKTERISTIK IMAN

Allah Ta’ala melalui al-Qur`an dan Rasulullah saw melalui Hadis telah menjelaskan tentang karakteristik iman sebagai materi pokok dalam ber-Islam dan bertauhid. Ialah bahwa iman tidak senantiasa berada dalam kondisi dan kekuatan yang konstan/ajek di dalam hati setiap mukmin. Bahkan kualitas iman antara manusia yang satu dengan manusia yang lain juga berbeda-beda. Sebab dikatakan bahwa, “الإيمان يزيد وينقص”, artinya iman itu bertambah dan berkurang. Iman tidaklah bersifat stabil, melainkan fluktuatif: naik dan turun.

Naik dan turunnya kadar iman seseorang terjadi atas perbuatannya sendiri. Ada sebab-sebab yang mendorong naiknya keimanan, dan ada pula sebab-sebab yang menjatuhkan keimanan. Tinggal bagaimana manusia menggunakan akalnya dan mengendalikan hawa nafsunya untuk memilih akan melakukan amalan yang membangkitkan iman atau sebaliknya. Firman Allah:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ

Artinya: “Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar.” (Fathir: 32)

Merujuk pada ayat di atas, derajat keimanan setiap orang berlainan karena ada yang kualitas imannya tinggi dan ada pula yang rendah. Dalam hal ini, manusia dibagi ke dalam tiga golongan berdasarkan bobot keimanannya. Dari yang terendah yaitu orang yang menzalimi diri sendiri (ظَالِمٌ لِّنَفْسِه); orang pertengahan (مُّقْتَصِدٌ); dan orang yang terdahulu (paling depan) dalam berbuat kebaikan (سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ).  Selain itu, secara personal tiap orang juga mengalami fase iman naik dan fase turun. Adakalanya hari ini semangat beribadah, lalu esok harinya kehilangan motivasi untuk beribadah. Adakalanya hari ini antusias membaca al-Qur`an satu juz sekali duduk, tetapi di lain waktu hanya mampu membaca 3 lembar al-Qur`an dalam sehari.

Penulis:
Virgi Lisna Wardhani, Pengajar di PontrenMu al-Mumtazah Banjarsari
12 November 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *